Pages

Perbandingan Sektor Pertanian dengan Sektor Industri



Kelompok:

Aminah                       (20213794) 
Fikki Rizki Prima       (23213451)
Rita Andiyani             (27213833)
Wulan Widyaningsih  (29213371)

Kelas : 1EB07

SEKTOR PERTANIAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Tidak perlu di ragukan lagi bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi agraris yang sempurna,
memberikan ruang seluas-luasnya untuk memanfaatkan potensi pertanian tersebut. Ketergantungan kita pada pertanian sangat tinggi sebab hampir seluruh kegiatan perekonomian kita berpusat di sektor terbesar itu.
Pengentasan kemiskinan dan juga pencapaian ketahanan pangan merupakan sasaran tujuan pembangunan maka tak pelak lagi bila pembangunan sektor pertanian merupakan satu cara pencapaian tujuan tersebut
.

Permasalahan Seputar Pertanian

Pembangunan sektor pertanian bukan suatu hal mudah. Ada banyak hal sesungguhnya yang menjadi permasalahan misalnya masih rendahnya pengetahuan petani atas akses informasi dan teknologi, permasalahan lemahnya akses modal, juga dapat berupa investasi yang dimiliki oleh petani yang kurang. Hal ini menjadi sangat kontras sementara pertanian mendominasi hampir setiap segi perekonomian, misalnya dalam penyerapan tenaga kerja.
Sebenarnya permasalahan tersebut diatas bukan temuan baru, masalah ini sudah sejak lama ada sejalan dengan keberadaan pertanian itu sendiri.  Terkait dengan hal tersebut sesungguhnya pemerintah telah meluncurkan berbagai program yang mendukung petani, misalnya dalam hal peningkatan produksi pangan dikembangkan lewat balai pengkajian dan penelitian pertanian tentang teknologi tepat guna dan pengembangan benih-benih unggulan berpotensi.


Dilihat dari grafik diatas, mengenai laju dan sumber  pertumbuhan PDB pada tahun 2013 dapat diperbandingkan antara sektor pertanian dengan sektor yang lainnya. Untuk sektor pertanian sendiri sumber pertumbuhan cenderung rendah dari pada sektor industri dan perdagangan. Sedangkan untuk laju pertumbuhannya sektor pertanian sedikit mempunyai tingkatan yang lebih tinggi. Namun tetap berada dibawah sektor industri dan perdagangan. 

Perbandingan Sektor Pertanian dan Sektor Industri

Keputusan Indonesia untuk membuat pertanian menjadi landasan perencanaan pembangunan negara memang tidak sejalan dengan kebijaksanaan konvensional. Di tengah penekanan pembangunan pertanian itu tentu saja pemerintah sadar sepenuhnya bahwa Indonesia tidak  bisa terus menerus bergantung pada pertanian untuk menjadi negara modern. Pada akhir decade enam puluhan, ketika pemerintah Orba meluncurkan rencana pembangunan ekonominya, sebagian besar literature dalam bidang ekonomi mengidentikkan pembangunan dengan industrilisasi. Hal ini terlihat lebih nyata lagi misalnya dalam penanaman negara yang sudah mencapai standar hidup yang tinggi bagi penduduknya sebagai negara industry. Meskipun Indonesia telah mengadopsi kebijakan yang mendahulukan pertanian, tim ekonomi negara tetap punya komitmen besar terhadap industrilisasi sebagai sebuah pilar bagi strategi pembangunan ekonomi negara. Mereka juga sadar bahwa program yang keliru untuk mencapai industrilisasi secara terburu-buru bisa menjadi boomerang yang menyebabkan disalokasi ekonomi, investasi terbuang percuma, dan penghamburan kekayaan negara yang langka.
Memandang ke belakang, akhir decade Sembilan puluhan, saat Indonesia mulai menjadi negara industry baru (NIC, Newly Industrialized Country), orang bisa dengan mudah berpikir bahwa kita telah berhasil. Namun, dalam prosesnya, kita kadang-kadang membuat kesalahan yang membawa kepada jalan buntu. Ada banyak pengalaman berharga yang kita peroleh terutama pada tahun-tahun awal. Pengalaman-pengalaman ini bisa disarikan sebagai berikut :

1.  Proteksionisme (baik untuk menopang industry yang baru berkembang maupun untuk keperluan pemerataan bagi kelompok tertinggal) bisa berperan penting dalam pembangunan ekonomi, hanya bila proteksi ini dilaksanakan dengan tujuan yang terdefinisi dengan jelas dan masa penerapannya dibatasi.
2.  Sukses kebijakan industry tak lepas dari terpeliharanya nilai tukar mata uang yang realistis
3.  Strategi ekonomi harus bersifat fleksibel dan realistis, sehingga dapat diubah sesuai dengan perkembangan situasi, dan bila perlu dihentikan kalau sudah kadaluwarsa.

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki “dasar tukar” (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakainya. Pelaku bisnis (produsen, penyalur, pedagang, dan investor) lebih suka berkecimpung dalam bidang industri karena sektor ini memberikan marjin keuntungan yang lebih menarik. Berusaha dalam bidang industri dan berniaga hasil-hasil industri juga lebih diminati karena proses produksi serta penanganan produknya lebih bisa dikendalikan oleh manusia, tidak terlalu bergantung pada alam semisal musim atau keadaan cuaca.

http://paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php
www.wikipedia.com
http://caturdj.wordpress.com/sektor-pertanian



Perbandingan Sektor Pertanian dengan Sektor Industri



Kelompok:

Aminah                       (20213794) 
Fikki Rizki Prima       (23213451)
Rita Andiyani             (27213833)
Wulan Widyaningsih  (29213371)

Kelas : 1EB07

Menurut pendapat kelompok kami, perbandingan antara sektor pertanian dengan sektor industri cenderung lebih besar  pada sektor industri. Dari grafik Laju dan Sumber Perumbuhan PDB tahun 2013 terlihat bahwa sektor industri yang memiliki laju pertumbuhan paling tinggi. Kurangnya memaksimalkan sektor pertanian menjadi kendala pemerintah untuk mengolah sumber daya alam tersebut lebih luas, sementara dalam kegiatan industri terdapat berbagai macam kegiatan industri sehingga dapat dikatakan sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Namun sebenarnya sektor pertanian pun dapat lebih diolah dan dikembangkan dengan baik sehingga kualitas yang dihasilkannya pun meningkat, tetapi dengan berbagai kendala yang dihadapi permasalahan pertanian misalnya masih rendahnya pengetahuan petani atas akses informasi dan teknologi, permasalahan lemahnya akses modal, juga dapat berupa investasi yang dimiliki oleh petani yang kurang. Hal ini menjadi sangat kontras sementara pertanian mendominasi hampir setiap segi perekonomian. 

Indonesia merupakan Negara agraris namun seiring dengan perkembangannya zaman globalisasi, sektor pertanian pun semakin menghilang akibat adanya pembangunan sektor industri di kawasan penduduk sekitar, hal ini yang membuat kami menyayangkan mengapa pemerintah tidak membatasi antara sektor pertanian dengan sektor industri sehingga dengan semua itu tidak ada yang harus tersingkirkan dengan perkembangan zaman. Namun kenyataannya lahan pertanian pun sudah banyak yang sekarang dijadikan sebagai tempat industri. Walaupun produk-produk industrial selalu memiliki “dasar tukar” (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lain, tetapi sektor pertanian pun seharusnya tetap dijaga ataupun di lestarikan karena itu merupakan sumber alam Negara Indonesia.



www.gunadarma.ac.id



Industri yang Berpengaruh di Indonesia #2




PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk-Produsen Alat Tulis Terbesar di Dunia



Banyak perusahaan  besar yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk merupakan salah satu anak perusahaan PT Asia Pulp and Paper (APP). Perusahaan ini didirikan pada 1972 di atas lahan seluas 200 hektare yang terletak di kawasan Sidoarjo, Jawa Timur.

Perseroan dengan jumlah karyawan sekitar 13 ribu orang ini kini telah menjelma menjadi salah satu produsen alat tulis terbesar di dunia. Meski baru beroperasi pada 1978, pabrik sudah memproduksi kertas dengan kapasitas 12 ribu metrik ton dalam setahun. Di akhir tahun 1980-an, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk memperbesar produksinya dengan cast coating plant yang berkapasitas 6.000 MT per tahun. Untuk mendukung kampanye produk ramah lingkungan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk membangun deinking plant dengan kapasitas 1.800 MT per tahun.

Fasilitas ini dibangun untuk mengolah limbah kertas menjadi bubur daur ulang yang dapat diolah kembali menjadi kertas daur ulang. Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan, pada 1989 Tjiwi Kimia mulai mengoperasikan teknologi pengolahan air dan limbah yang mengintegrasikan proses fisik, kimia dan biologi. Pada 1990, perusahaan ini go publicdan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan kode TKIM. Produk dengan nilai tambah yang dihasilkan oleh PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk di antaranya seni pelapisan, cor pelapisan, kertas khusus, kertas karbon, dan alat tulis kantor.

Termasuk pula buku latihan, bantalan, spiral, buku bersampul, buku gambar, tas belanja, alat tulis fancy, amplop, file folder, dan lain-lain. Aneka produk ini didistribusikan baik untuk pasar domestik maupun pasar dunia. Menurut laporan tahunan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 2012, penjualan dan laba bersih pada 2012 lebih rendah dari yang ditargetkan oleh perusahaan. Sebelumnya, diharapkan ada peningkatan dibanding tahun 2011. Penjualan bersih perusahaan pun mengalami penurunan dari USD1.378,7 juta pada 2011 menjadi USD1.321,6 juta pada 2012, atau turun sebesar 4.1%.

Sementara itu, laba usaha perusahaan mengalami penurunan sebesar 18,5% dari USD105,4 juta pada 2011 menjadi USD85,9 juta pada 2012. Lalu laba bersih perusahaan pun ikut turun di angka USD70,4 juta pada 2011 menjadi USD34,8 juta pada 2012 atau setara dengan 50,6%. Dengan gambaran annual report tahunan, PT Parbrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, memiliki total kapasitas produksi kertas pada 2012 sebesar 1.277.000 ton.

Angkanya naik dibandingkan 2011 sebesar 1.157.000 ton. Produksi kertas kemasan Tjiwi Kimia mencapai 80 ribu ton per tahun dan stationery sebesar 320.000 ton per tahun. Dapat disimpulkan, tidak ada peningkatan kapasitas produksi kertas kemasan dan stationery pada 2012. Dengan menjadi produsen kertas dunia kelas terkemuka di abad ke-21, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk berdedikasi untuk memberikan nilai superior kepada pelanggan, pemegang saham, dan karyawan.

www.gunadarma.ac.id