Ir. Muhammad Syakir Sula
Awal ketertarikan ke dunia ekonomi
syariah
Makasar, 1979, seorang remaja belia
sedang tekun menyimak khutbah jumat disebuah masjid. Kepincut dengan uraian
ekonomi Islam, ”anak surau” ini terus memburu jadwal khutbah sang khatib. Kemana
pun khatib ceramah, ia berusaha terus mengikutinya.
Siapa sangka, puluhan tahun
kemudian, anak yang sehari-hari banyak di masjid ini menjadi salah satu motor
ekonomi syariah. Anak itu tidak lain adalah Muhammad Syakir sula. Khatib
tersebut adalah Prof. Dr. Halide, pakar ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas)
yang sejak 1977 sudah giat mengampayekan ekonomi Islam.
Aktivitas di dunia ekonomi syariah
Syakir Sula pernah terlibat
langsung dalam sejumlah lembaga ekonomi syariah, seperti Ketua Assosiasi Asuransi
Syariah Indonesia (AASI), Wakil Ketua Ikatan Ahli ekonomi Islam (IAEI),
Bendahara umum yayasan Dinar Dirham, Anggota Komite Syariah Departemen
Keuangan, Sekretaris Komisi Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan
penasehat bidang pemasaran dan asuransi Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Tapak suksesnya diawali ketika
tahun 1995 ia diajak mendirikan lembaga asuransi Islam yang kini bernama
Takaful. Bersama pakar ekonomi syariah lain, Syafi’i Antonio, dan beberapa
aktivis lainnya, Syakir Sula menjadi think tank lembaga asuransi syariah
pertama dan satu-satunya ketika itu. Ia juga ikut merintis takaful dari nol.
Mulai dari seorang agen pemasaran sampai menjadi direktur.
Kini Takaful sudah cukup Berjaya,
Tahun 2004 lalu menjadi perusahaan asuransi terbaik. Karena perkembangan
asuransi syariah di negeri ini cukup pesat, Indonesia kini menjadi kiblat
dunia, kalau asuransi umum berkiblat ke London, asuransi jiwa ke Amerika,
asuransi Islam ke Indonesia, yaitu ke AASI.
Karir Syakir Sula di Takaful
menjadi cikal bakal dalam menekuni ekonomi syariah, untuk kemudian merambah di
bidang lain. Ia kemudian pindah ke Bank Muamalat Indonesia (BMI). Dalam waktu
yang sama menjadi konsultan di pegadaian syariah, Broker syariah, Reksadana
Syariah, dan lain sebagainya.
Syakir Sula juga menangani sejumlah
klien paninlife sebagai dewan pengawas syariah, Nasrei dan central asia raya
(CAR) sebagai ketua dewan pengawas syariah. Disela-sela kesibukannya, pria
ramah ini menjadi direktur Batasa tazkia, komisaris utama asuransi jaminan broker
Indonesia (syariah), serta mengajar di Pasca sarjana FE Universitas Trisakti di
program studi Islamic and Finance.
Ada obsesi yang hingga kini masih
terpendam yaitu negeri ini harus bisa menganti sistim ekonomi ribawi ke Islami.
Umat Islam mayoritas di negara ini, dan sistim ekonomi syariah terbukti mumpuni
mengatasi terpaan krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu. ”Sudah saatnya
sistim dari syariah menjadi solusi agar bangsa ini bisa bangkit dari
keterpurukan”. Papar pria yang mengaku merasa sakit bila tidak membaca dan
menulis ini.
http://permeii-indonesia.blogspot.com/2009/11/profil-para-pakar-ekonomi-syariah.html
0 komentar:
Posting Komentar