Pages

Perekonomian Indonesia 2014

Nama : Rita Andiyani
NPM  : 27213833
Tugas : Bahasa Indonesia 2#

Menurut Indonesia Economic Quarterly, edisi Desember 2014, yang dikeluarkan Bank Dunia, berjudul Membawa Perubahan menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,1 persen, lebih rendah dari 5,2 persen yang sebelumnya diperkirakan. Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat mengakibatkan turunnya harga-harga sejumlah komoditas Indonesia. Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memberi dampak kepada inflasi, namun dampak tersebut bersifat sementara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada 2014 mencapai 8,36 persen. Dampak tersebut membuat perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil.
"Pertumbuhan investasi diperkirakan akan tetap lemah karena tingginya biaya pinjaman, rendahnya harga komoditas dan meningkatnya harga barang modal impor dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Jim Brumby, Lead Economist World Bank di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Selasa (18/3/2014). Untuk mengimbangi penurunan investasi, Bank Dunia mengusulkan Indonesia melakukan upaya penyeimbangan dengan konsumsi swasta dan peningkatan ekspor Indonesia. Konsumsi swasta diperkirakan akan menjadi pendorong yang bersifat sementara. Sedangkan untuk ekspor, peningkatan akan terjadi secara bertahap seiring dengan permintaan luar negeri yang berkontribusi terhadap sedikit banyak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Keadaan tersebut membawa pengaruh lebih baik terhadap perekonomian Indonesia yang sedang melemah.
Pada sektor fiskal, pertumbuhan penerimaan terus berada di bawah pertumbuhan nominal PDB meksipun ada sedikit peningkatan dari penerimaan yang terkait dengan pelemahan rupiah. Untuk mendukung sasaran pembangunan pemerintah, upaya berkelanjutan untuk menggerakkan penerimaan menjadi hal yang penting. Reformasi kebijakan penerimaan untuk memperluas basis pajak, menyederhanakan struktur pajak, menyederhanakan jenis pajak, serta secara selektif merevisi tingkat pajak agar sesuai dengan tingkat internasional. Upaya tersebut bisa membantu meningkatkan penerimaan, serta mengurangi distorsi ekonomi dan menurunkan biaya administrasi. Memperbaiki administrasi dan kepatuhan  penerimaan pajak dan bukan-pajak  melalui pendekatan yang lebih strategis dan berbasis risiko dalam pengelolaan kepatuhan juga akan membantu mengatasi tantangan ini terhadap perekonomian Indonesia.
Meski ekonomi melambat, kondisi neraca transaksi Indonesia diperkirakan akan sedikit membaik. Bank Dunia memperkirakan defisit tersebut akan berada di level 2,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya di level 3,3%. Penghematan fiskal dari penyesuaian harga BBM kini memberikan ruang kepada pemerintah untuk menambah belanja publik bagi sektor-sektor yang prioritas, seperti pelayanan kesehatan. Pembelanjaan yang lebih baik, termasuk untuk pelayanan kesehatan dan program-program perlindungan sosial, dapat mempercepat upaya pengentasan kemiskinan.

Daftar Pustaka :

Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar edisi ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Biro Riset Ekonomi. 2009. Dampak Stimulus Fiskal 2009 Terhadap Ekonomi Indonesia. CR No. 11/3/ DKM/BRE/CR
Sahminan, dkk. 2008. Kondisi Perkonomian Indonesia Relatif terhadap Kondisi Perekonomian Kawasan. Catatan Riset No.10/33/DKM/BRE/CR, Bank Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar